Skip to content

MBTI Dikecam Psikolog? Inilah 3 Kritik Pedas dan Jawaban Jujurnya!

  • by

kritik

Kamu baru saja mendapatkan hasil tes MBTI-mu dan merasa sangat cocok. Deskripsinya terasa seperti membaca halaman dari buku harianmu yang tidak pernah kamu tulis. Namun, saat kamu mencari lebih jauh di internet, kamu menemukan artikel-artikel yang menyatakan MBTI “tidak ilmiah”, “tidak lebih baik dari zodiak”, dan bahkan “berbahaya”. Kamu pun menjadi ragu.

Selamat datang di paradoks besar MBTI: sebuah alat yang sangat dicintai oleh jutaan orang untuk pengembangan diri, namun seringkali dipandang sebelah mata oleh sebagian komunitas psikologi akademis. Daripada mengabaikan kritik ini, mari kita hadapi secara langsung. Memahami keterbatasan sebuah alat justru akan membuat kita lebih bijak dalam menggunakannya.

Mengapa Sebuah Alat Bisa Begitu Populer Sekaligus Kontroversial

Popularitas masif MBTI di dunia bisnis, konseling, dan pengembangan pribadi memang tidak terbantahkan. Ia memberikan bahasa yang mudah dipahami untuk membicarakan perbedaan yang kompleks. Di sisi lain, dunia akademis menuntut standar psikometrik yang sangat ketat untuk sebuah alat bisa disebut “ilmiah”, dan di sinilah letak sumber utama kritiknya.

Artikel ini tidak bertujuan untuk membela atau menyerang. Tujuannya adalah untuk menyajikan 3 kritik paling umum terhadap MBTI secara jujur, lalu memberikan perspektif tentang mengapa alat ini tetap bisa menjadi sangat berharga dalam perjalanan mengenal diri sendiri jika digunakan dengan benar.

Kritik 1 Masalah Validitas dan Reliabilitas

Tes Kepribadian Online

Kritik Pedasnya: Ini adalah argumen terkuat dari sisi ilmiah. Reliabilitas mengacu pada konsistensi sebuah tes. Kritik menyatakan bahwa reliabilitas tes-ulang MBTI rendah, di mana hingga 50% orang bisa mendapatkan hasil tipe yang berbeda saat mengulang tes beberapa bulan kemudian. Selain itu, validitas-nya—apakah tes ini benar-benar mengukur apa yang diklaimnya dan bisa memprediksi hasil di dunia nyata (seperti kinerja kerja)—dianggap tidak sekuat model lain seperti Big Five.

Jawaban Jujurnya: Kritik ini sepenuhnya valid jika kita memposisikan MBTI sebagai alat ukur ilmiah yang presisi seperti penggaris. Namun, itu bukanlah tujuan MBTI diciptakan. The Myers-Briggs Company sendiri menyatakan bahwa MBTI adalah sebuah indikator preferensi, bukan tes yang mengukur sifat secara absolut. Perubahan hasil tes bisa terjadi karena berbagai alasan: kondisi emosional saat tes, perkembangan diri yang membuatmu lebih seimbang, atau memang preferensimu berada di tengah-tengah. Tujuannya bukan untuk memprediksi masa depan, melainkan untuk memulai percakapan dengan dirimu sendiri saat ini.

Kritik 2 Dikotomi yang Memaksa (False Dichotomy)

Kritik Pedasnya: MBTI menggunakan sistem “salah satu/atau” (either/or). Kamu adalah seorang Introvert ATAU Extravert, Thinking ATAU Feeling. Padahal, para psikolog sepakat bahwa sifat manusia ada dalam sebuah spektrum. Kebanyakan dari kita bukanlah 100% Introvert atau 100% Extravert, melainkan berada di antara keduanya (ambivert). Memaksa orang masuk ke dalam salah satu dari dua kotak ini dianggap terlalu menyederhanakan.

Jawaban Jujurnya: Ya, ini adalah sebuah penyederhanaan, dan penyederhanaan inilah yang justru menjadi kekuatannya dalam konteks pengembangan diri. Analogi terbaik adalah tangan dominan. Kamu mungkin dominan tangan kanan, tetapi bukan berarti tangan kirimu tidak ada atau tidak bisa digunakan sama sekali. Kamu hanya secara alami dan lebih nyaman menggunakan tangan kanan. Demikian pula, MBTI tidak mengatakan seorang Thinker tidak punya perasaan. Ia hanya menunjukkan bahwa saat dihadapkan pada pilihan, “mesin” utamamu cenderung memprioritaskan logika. Mengetahui “tangan dominan” mentalmu sangatlah berguna.

Kritik 3 Deskripsi yang Terlalu Umum (Efek Barnum)

Kritik Pedasnya: Beberapa kritikus berpendapat bahwa deskripsi tipe MBTI terkadang sangat umum dan positif sehingga bisa terasa cocok untuk siapa saja. Ini adalah jebakan psikologis yang dikenal sebagai Efek Barnum, di mana kita cenderung menerima deskripsi yang samar sebagai potret akurat diri kita. Misalnya, “Anda menikmati waktu tenang sendirian, tetapi juga bisa bersenang-senang dalam kelompok.”

Jawaban Jujurnya: Kritik ini ada benarnya jika kita hanya membaca deskripsi tipe yang dangkal di internet. Di sinilah pentingnya untuk melihat MBTI sebagai sebuah sistem yang utuh. Kekuatan sesungguhnya tidak terletak pada deskripsi tipe, melainkan pada pemahaman tentang fungsi kognitif (Ni, Te, Fi, Se, dll.). Fungsi kognitif memberikan kerangka yang jauh lebih spesifik dan dinamis tentang bagaimana caramu berpikir dan mengapa kamu bertindak seperti itu, melampaui deskripsi umum yang mungkin kamu temukan.

Jadi Haruskah Kamu Membuang Hasil Tes MBTI-mu

Tes Kepribadian Online

Jawabannya: tentu saja tidak. Kuncinya adalah mengubah caramu memandangnya. Jangan lihat hasil MBTI sebagai sebuah vonis ilmiah yang absolut. Lihatlah ia sebagai sebuah peta cuaca kepribadian. Peta cuaca di televisi mungkin tidak 100% akurat setiap saat, tetapi ia tetap sangat berguna untuk membantumu memutuskan apakah perlu membawa payung atau tidak.

MBTI adalah alat yang fantastis untuk:

  • Memulai Refleksi Diri: Ia memberimu titik awal dan bahasa untuk menjelajahi dirimu.
  • Memahami Perbedaan: Ia membantumu menghargai mengapa orang lain berpikir dan bertindak secara berbeda.
  • Meningkatkan Komunikasi: Dengan memahami “bahasa” orang lain, kamu bisa berkomunikasi lebih efektif.
    Mengetahui keterbatasan sebuah alat justru membuatnya menjadi lebih berguna, karena kamu tahu cara memakainya dengan benar.

MBTI bukanlah jawaban final, melainkan sebuah pertanyaan pembuka yang indah: “Bagaimana jika ini benar tentang diriku, dan apa yang bisa aku pelajari dari sini?”. Jika kamu siap untuk menggunakan alat ini bukan sebagai label yang kaku, melainkan sebagai cermin untuk memulai percakapan dengan dirimu sendiri, maka kamu berada di tempat yang tepat. Mulailah perjalanan mengenal diri sendiri dengan pemahaman yang jernih ini. Cobalah kuis kepribadian kami, unduh laporanmu, dan gunakan itu sebagai langkah pertama yang mencerahkan, bukan sebagai kata akhir.

Sumber Data dan Referensi:

Pittenger, D. J. (1993). Measuring the MBTI… And Coming Up Short. Journal of Career Planning and Employment, 54(1), 48-52. (Salah satu paper kritik akademis yang sering dikutip).

The Myers & Briggs Foundation. (n.d.). Reliability and Validity of the MBTI® Instrument. Diakses 24 Juni 2025, dari https://www.myersbriggs.org/mbti-personality-type/mbti-basics/reliability-and-validity.htm

Grant, A. (2013, September 17). Say Goodbye to MBTI, the Fad That Won’t Die. Psychology Today. Diakses 24 Juni 2025, dari https://www.psychologytoday.com/us/blog/give-and-take/201309/say-goodbye-mbti-the-fad-won-t-die

Emre, M. (2018). The Personality Brokers: The Strange History of Myers-Briggs and the Birth of Personality Testing. Doubleday. (Buku yang mengulas sejarah dan kontroversi MBTI secara mendalam).

Tags:

Leave a Reply